Kita #5: Dibuat resah lalu bahagia

Tuesday, May 02, 2017

Jauh dari beberapa minggu lalu, kita bagai diombang-ambing lautan resah yang terus disusul badai hingga kita tidak bisa apa-apa selain menunggu badai itu reda. Berhari-hari menyalahkan keadaan, berhari-hari mengusap hujan yang terus membasahi pipi dan bantal kala matahari beristirahat. Takut kapal yang kita naiki tenggelam, karam, dan tercerai-berai.

Kita sepakat untuk saling terbuka, untuk saling bercerita tentang apapun. Masa lalu, masa depan, mimpi, juga keresahan yang tak pernah luput dari obrolan kita. Begitu banyak cerita hingga kita lupa untuk mengusir pergi egoisme.

Lalu, tiba-tiba… kata ini terlontar saat senja sedang menggila.

cuman mau kita bisa kaya awal, dimana masalah belum banyak yang dipikirin

Sontak butir-butir air di mata yang awalnya hanya tergenang, berhasil meluap, menyeruak kemana-mana.

Ternyata diri ini hampir lupa kalau kita ini berdua, bukan sendiri.

***

Hari berganti, resah juga berganti menjadi canda tawa yang sedari dulu sudah menjadi hobi kita. Namun kita ga akan berubah, terus berdua membawa aroma romantisme dan kebahagiaan.

You Might Also Like

0 comments

Favorite Books

  • Hujan Bulan Juni by Sapardi Djoko Damono
  • Kota Ini Kembang Api by Gratiagusti Chananya Rompas
  • Imaginary City by Rain Chudori
  • The 13th Curses by Michelle Harrison

Visit My Instagram

Contact

Name

Email *

Message *

Subscribe