November 2016 lalu, aku bertemu dengan seseorang yang menyatakan cinta padaku dengan segala kepolosan dan keceriaannya. Rasanya ini memang takdir, karena akupun mencintainya. 

Sejak saat itu, harapan-harapan baru muncul di keseharianku. aku berharap, semoga senyumnya semakin merekah kala ia melihatku, semoga besok langit cerah seharian karena kami akan bertemu, semoga ia datang ke kelasku lagi, semoga ia suka dengan kado pemberianku yang berantakan itu, semoga kami selalu sehat agar bisa bertemu, semoga ia tidak pernah bosan denganku, semoga aku tidak lagi menyakiti hatinya.

Sayangnya, aku engga bisa menyebutkan semua harapan itu dalam satu waktu karena sangat banyak. saking banyaknya, kepalaku bisa penuh seharian dan aku engga mau hal itu terjadi. aku lebih suka sisa ruang yang ada di pikiranku diisi dengan rencana perjalanan, daftar makanan enak yang belum pernah kami coba, dan film apa yang akan kami tonton di akhir pekan. Meskipun terdengar biasa, tapi aku bisa melalui akhir pekanku yang singkat dengan tawa terbahak-bahak dan rasa damai. aku merasa hidup di akhir pekan dan pingsan sejenak di hari-hari lain.

Melihat kalimat terakhir di paragraf di atas, rasanya kami memang harus saling mencinta untuk waktu yang sangat lama.